| PERANG
        JIHAD |  | THE HOLY
        WAR | 
    
        | Ketanggapan yang
        romantis Orang Muslim menegaskan dengan keras
        bahawa Jihad, atau Perang Jihad, hanya adalah satu kaedah
        untuk mempertahankan diri dan tidak pernah digunakan
        sebagai satu kegiatan menyerang. Ini digariskan di dalam
        nota-nota penjelasan dari Sahih Muslim: |  | The romantic ideal Muslims
        emphatically insist that the Jihad, or Holy War, was only
        a means of defence and was never used as an offensive
        act. This is underlined in the explanatory notes of the
        Sahih Muslim:  | 
    
        | 
            "Jihad di dalam Islam bukan satu kegiatan
                kejam yang ditujukan dengan sembarangan terhadap
                orang bukan Islam; ia adalah nama yang diberikan
                kepada satu perjuangan yang membulat yang seorang
                Muslim harus melancarkan terhadap Kejahatan di
                dalam apa jua bentuk atau rupa pun ia menjelma.
                Berlawan di dalam jalan Allah hanya salah satu
                aspek Jihad. Ini juga di dalam Islam bukannya
                satu perbuatan pengganasan yang menggila... Ia
                mempunyai fungsi MATERIAL dan MORAL, iaitu
                pemeliharaan diri sendiri dan pemeliharaan
                peraturan moral di dalam dunia."
                ("Sahih Muslim, III, m.s. 938 - ayat
                penjelasan). |  | 
            "Jihad in Islam is not an act of violence
                directed indiscriminately against the
                non-Muslims; it is the name given to an all-round
                struggle which a Muslim should launch against
                evil in whatever form or shape it appears.
                Fighting in the way of Allah is only one aspect
                of Jihad. Even this in Islam is not an act of mad
                brutality....It has MATERIAL and MORAL functions,
                i.e. self-preservation and the preservation of
                the moral order in the world." ("Sahih
                Muslim, III, page 938 - explanatory note).  | 
    
        | 
            "Pedang itu tidak digunakan secara
                membabi-buta oleh orang Muslim; ia telah
                digunakan semata-matanya dengan perasaan
                keperikemanusiaan untuk kepentingan umat manusia
                yang lebih luas" (ibid. ms. 941 - juga nota
                penjelasan). |  | 
            "The sword has not been used recklessly by
                the Muslims; it has been wielded purely with
                humane feelings in the wider interest of
                humanity" (ibid. page 941 - also explanatory
                note).  | 
    
        | Tujuan yang
        materialistik. |  | The materialistic
        purpose. | 
    
        | Mari kita menyelidik
        bagaimana dakwaan ini disokong oleh fakta-fakta sejarah
        yang sebenarnya. 
            "Berjihad ialah satu dari perbuatan terpuji
                yang utama di dalam mata Islam -- dan ia adalah
                punca terbaik untuk pendapatan, tetapi akan
                dimulakan dengan tujuan mempertahankan
                diri." "Mishkat" II, m.s. 340 -
                nota penjelasan). |  | Let us investigate how this
        claim is supported by the actual facts of history. 
            "Jihad is one of the chief meritorious acts
                in the eye of Islam -- and it is the best source
                of earnings, but it shall be undertaken with the
                intention of self-defence."
                "Mishkat" II, page 340 - explanatory
                note).  | 
    
        | Seseorang itu boleh
        menganggap ia sebagai perbuatang mencuri untuk
        mempertahankan diri, sekiranya wujudnya sesuatu seperti
        itu. 
            "Al-Qur'an dengan kuatnya melarang perbuatan
                menukar kepercayaan agama orang lain melalui
                paksaan, dengan mengatakan:'Tidak ada paksaan dalam ugama' (Surah
                2:256)" (ibid).
 |  | One could also call it
        robbery in self-defence, if there is such a thing. 
            "The Holy Quran strictly prohibited
                conversion by force, saying:'There is no compulsion in religion' (Sura
                2:256)" (ibid).
 | 
    
        | Ini adalah munasabah -
        walaupun seseorang itu, mungkin membantah kepada
        peperangan sebagai satu punca pendapatan. Pendapatan ini,
        tanpa keraguan, adalah dengan pengorbanan punca rezeki
        orang lain. Tetapi, mari kita lihat pada peperangan cara
        orang Islam apabila dipraktikkan: |  | This is reasonable - though
        one would, perhaps, object to war as a means of income.
        This income, no doubt, is at the expense of someone's
        livelihood. But let us look at Muslim warfare in
        practice: | 
    
        | 
            "Apabila negara orang kafir itu ditakluk
                (untuk mempertahankan diri??) oleh pemerintah
                Muslim, penduduk-penduduknya diberi tiga
                alternatif: |  | 
            "When an infidel's country is conquered (in
                self-defence?) by a Muslim ruler, its inhabitants
                are offered three alternatives:  | 
    
        | 
            Penerimaan agama Islam, di mana penduduk negara
                yang ditakluk menjadi rakyat bebas negara Islam;Pembayaran cukai kepala (Jizyah) melalui mana
                orang bukan Islam menerima
                "perlindungan" dan menjadi Zimmis,
                dengan syarat mereka bukan orang-orang kafir
                musyrik (dari Arabia);Hukum bunuh dengan pedang kepada mereka yang
                tidak mahu membayar Jizyah. ("Dictionary of
                Islam", m.s. 243)
 |  | 
            The reception of Islam, in which case the
                conquered became enfranchised citizens of the
                Muslim state; The payment of a poll-tax (Jazyah) by which
                unbelievers in Islam obtained
                "protection" and become Zimmis,
                provided they were not idolaters (of Arabia); Death by the sword to those who would not pay the
                poll-tax. ("Dictionary of Islam", page
                243). | 
    
        | 
            "...Bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana
                sahaja kamu menemuinya, dan tawanan mereka, dan
                juga keponglah mereka, serta tunggulah mereka di
                tiap-tiap tempat mengintipnya... "(Surah
                9:5) |  | 
            "....Kill those who join other gods with
                Allah wherever you find them; besiege them, seize
                them, lay in wait for them with every kind of
                ambush...."(Sura 9:5).  | 
    
        | 
            "...Apabila kamu berjuang menentang
                orang-orang kafir maka pancunglah lehernya,
                sehingga apabilah kamu dapat membunuh mereka
                dengan banyaknya..." (Surah 47:4) |  | 
            "When you encounter the unbelievers, strike
                off their heads, until ye have made a great
                slaughter among them...."(Sura 47:4).  | 
    
        | 
            "...Perangilah orang-orang yang tidak
                beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada
                hari akhirat, dan mereka pula tidak mengharamkan
                apa yang telah diharamkan oleh Allah dan
                RasulNya, dan tidak berugama dengan ugama yang
                benar, iaitu dari orang-orang yang diberikan
                Kitab sehingga mereka membayar 'Jizyah'..."
                (Surah 9:29). |  | 
            "....Make war upon such of those to whom the
                Scriptures have been given as believe not in
                Allah, or in the Last Day, and who forbid not
                what Allah and His Apostle have
                forbidden....until they pay tribute..."
                (Sura 9:29).  | 
    
        | 
            "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir
                itu, jika mereka berhenti, nescaya akan
                diampunkan dosa mereka yang lalu, dan jika mereka
                kembali lagi kerana sesungguhnay telah berlakulah
                kebinasaan orang-orang dahulu kala. Dan
                perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah,
                dan menjadilah ugama itu seluruhnya bagi Allah
                semata-mata." (Surah 8:39) |  | 
            "Say to the infidels: If they desist, what
                is now past shall be forgiven them; but if they
                return, they have already before them the doom of
                the ancients! Fight then against them till strife
                be at an end, and the religion be all of it
                Allah's." (Sura 8:39).  | 
    
        | 
            "..Dan khabarkanlah kepada orang-orang kafir
                dengan azab yang tidak terperi sakitnya."
                (Surah 9:3) |  | 
            "Proclaim a grievious penalty to those who
                reject faith." (Sura 9:3).  | 
    
        | Semua teks-teks di atas
        dikontradiksi oleh: 
            "Tidak ada paksaan dalam ugama" (Surah
                2:256) |  | All of the above texts are
        contradicted by: 
            "There is no compulsion in religion".  | 
    
        | Dari Hadayah (II, m.s. 140)
        kami mendapati berkenaan Jihad, bahawa: 
            "Ke mana-mana kampung yang kamu pergi dan
                menghuni di tempat itu, itulah bahagian anda di
                situ, dan yang mana-mana kampung yang mengingkari
                perintah Allah dan RasulNya, satu perlima darinya
                adalah untuk Allah dan RasulNya and yang
                tertinggal adalah untuk kamu."
                ("Mishkah" II, m.s. 412). |  | From the Hadayah (II, page
        140) we learn with regard to the Jihad, that: 
            "To whichever village you go and settle
                therein, there is your share therein, and
                whichever village disobeys Allah and His
                Messenger, its one-fifth is for Allah and His
                Messenger and the remainder is for you."
                ("Mishkat" II, page 412).  | 
    
        | 
            "Di dalam kawasan peperangan yang
                sebenarnya, di tengah-tengah permusuhan, beberapa
                konsesi kadang-kadang diberi kepada askar-askar
                untuk berekreasi. Anak dara tawanan perang pernah
                sekali dihalalkan kepada askar-askar untuk tujuan
                persetubuhan." (ibid. m.s. 440 dan
                "Sahih Muslim" II, m.s. 705-707) |  | 
            "In the actual war-field in the midst of
                hostilities, some concessions were sometimes
                given to soldiers for recreation. Captive virgin
                girls in war were once made lawful for the
                soldiers for copulation. "(ibid. page 440
                and "Sahih Muslim" II, pages 705-707).  | 
    
        | 
            Apa yang betul pada hari ini, tidak boleh menjadi
                salah esok, jika tidak, kami akan mempunyai satu
                contoh etika yang berdasarkan keadaan (situasi). |  | What is right today cannot
        be wrong tomorrow, otherwise we have an example of
        situational ethics. | 
    
        | Kepada pemerhati yang
        objektif, gambaran seperti berikut menjelma: minat di
        dalam keuntungan material adalah sama penting dengan
        membuat mualaf. Seseorang itu tidak dapat menahan dari
        berpendapat bahawa Perang Jihad itu cuma satu helah untuk
        mendapatkan barang rampasan perang dan menerima cukai
        yang berterusan. Ini telah mesti memujuk banyak orang
        untuk menyertai Perang Jihad dan oleh itu menjadi seorang
        yang berjuang kerana didorongi oleh wang (mercenary).
        Minat ini tanpa ragu, memberi momentum politik dan
        ketenteraan yang besar kepada tujuan perjuangan Muhammad.
        Setiap pejuang mempunyai hak ke atas barang kepunyaan
        orang yang dibunuhnya, dan boleh menjual sebagai tebusan
        mana-mana orang tawanannya. Kaum wanita dan kanak-kanak
        juga dianggap sebagai harta rampasan perang dan seorang
        Muslim tidak melihat apa-apa yang luar biasa dari segi
        moral dalam mengambil tawanan perang wanita yang sudah
        berkahwin sebagai gundik asalkan mereka belum lagi
        mengandung. Dia juga akan menerima bahagiannya dalam
        harta rampasan perang yang dicampur, yang mana; satu
        perlima kepunyaan Muhammad (dan di dalam kes tidak ada
        peperangan yang berlaku, semua harta itu kepunyaan
        Muhammad). Kami sedar akan bahawa, Muhammad tidak pernah
        hidup boros atau menyorok barangan. Sebaliknya, dia amat
        murah hati dari semua aspek, terutamanya kepada yang
        miskin, anak yatim piatu dan balu. 
 |  | To an objective observer the
        following picture emerges: interest in material gain was
        as important as the making of converts One cannot help
        feeling that the Holy War was a pretence to make booty
        and receive continuing taxes. This must have persuaded
        many a man to join the Holy War and thus to become a
        mercenary. This interest no doubt gave enormous political
        and military momentum to the cause of Mohammed. Each
        warrior had a right to the belongings of the man he had
        slain, and could sell for ransom any prisoner he had
        made. Women and children were also reckoned as booty and
        a Muslim saw no moral irregularity in taking married
        woman prisoners as concubines as long
        as they were not pregnant. He would also have his share
        of the combined booty, of which; however, one-fifth
        belonged to Mohammed (and in the case of no fight taking
        place, it belonged to him totally). We are aware,
        however, that Mohammed never lived an extravagant life or
        hoarded goods. On the contrary, he was most generous in
        every aspect, particularly to the poor, to orphans and to
        widows. | 
    
        | Cukai-cukai boleh menjadi
        kejam sekali seperti di dalam kes orang Yahudi yang
        ditewaskan who tinggal di Khaiber. Mereka 
            "telah dibenarkan untuk terus tinggal di
                Khaiber atas syarat mereka akan membayar 1/2 dari
                hasil keluaran tanah mereka kepada Nabi Suci dan
                tambah pula cukai Jizyah".
                ("Mishkat", m.s. 455, nota kaki) |  | Taxes could be very harsh
        indeed as in the case of the defeated Jews who lived in
        Khaiber. They 
            "were allowed to stay in Khaiber on
                condition that they would pay half the produce of
                their lands to the Holy Prophet and in addition
                Jazyah tax". ("Mishkat" II, page
                455, footnote).  | 
    
        | 
            "Setelah Perang Badr, ayat berkenaan dengan
                harta rampasan perang pertama kalinya diturunkan.
                Ayat ini memperkenalkan peraturan buat pertama
                kalinya bahawa barang rampasan perang akan
                menjadi harta askar-askar yang mengambil bahagian
                dalam peperangan itu... INILAH SATU DARIPADA
                SEBAB-SEBAB kenapa askar-askar Islam berlawan
                bermati-matian. Mereka akan mengecapi Syurga
                dalam kes meninggal dunia dalam Perang Jihad, dan
                harta rampasan perang dalam kes PENAKLUKAN. Jihad
                oleh itu, adalah sumber terbaik semua
                perolehan." ("Mishkat" II, m.s.
                406, nota penjelasan) |  | 
            "After the Battle of Badr, the verse dealing
                with the booties was first revealed. The verse
                introduced the rule for the first time that the
                spoils of war would be the property of the
                soldiers who actually take part in the
                battle...THAT IS ONE OF THE REASONS why the
                soldiers of Islam fought tooth and nail. They
                would get Paradise in case of death in a Holy
                War, and booties in the case of CONQUEST. Jihad
                is therefore the best source of all
                acquisitions." ("Mishkat" II, page
                406, explanatory note).  | 
    
        | 
            Jihad "ialah kaedah terbaik untuk mendapat
                kemanfaatan spiritual dan keduniawian. Sekiranya,
                kemenangan dimenangi, maka terdapatlah harta
                rampasan perang yang amat banyak dan PENAKLUKAN
                sesuatu negara, yang tidak boleh disamakan kepada
                punca pendapatan yang lain." (ibid. m.s.
                253, nota penjelasan). |  | 
            Jihad "is the best method of earning both
                spiritual and temporal. If victory is won, there
                is enormous booty and (sic) CONQUEST of a
                country, which cannot be equal to any other
                source of earnings." (ibid. page 253,
                explanatory note).  | 
    
        | 
            "Di dalam peperangan di antara Muraisi
                dengan Bani Mustaliq, harta rampasan perang yang
                diperolehi adalah hampir 200 ekor unta dan 5 000
                ekor kambing. Di dalam kempen Hunain, harta
                rampasan perang yang jatuh ke tangan orang Muslim
                adalah 24 000 ekor kambing biri-biri, 4 000
                syiling perak dan unta-unta yang tidak terkira
                bilangannya. Di dalam Perang Badr dan Uhud, harta
                rampasan perang adalah sangat baik juga."
                (ibid. m.s. 406). |  | 
            "In the battle of Muraisi with Banu
                Mustalig, the booties gained were nearly 200
                camels and 5 000 goats. In the campaign of
                Hunain, the booties that fell to the hands of the
                Muslims were 24 000 sheep, 4 000 silver coins and
                innumerable camels. In the Battle of Badr and
                Uhud, the booties were also great." (ibid.
                page 406).  | 
    
        | Tidak hairanlah bahawa satu
        pantun yang dikatakan dikarang oleh Ali ibn Abi Talib,
        dibaca sebagai: 
            "Pedang dan pisau kecil bunga-bunga kami;Bunga narcissus dan myrtle bukan,
 Darah musuh minuman kami;
Tengkoraknya cawan kami, setelah kita
                berlawan." |  | There is little wonder that
        a poem ascribed to Ali ibn Abi Talib, reads thus: 
            "Our flowers are the sword and the dagger:Narcissus and myrtle are nought.
 Our drink is the blood of our foeman;
 Our goblet his skull, when we've fought."
 
 | 
    
        | Konsep Isa yang
        bertentangan. |  | The opposing concept of
        Jesus. | 
    
        | Awal tadi kami telah
        menerima konsep wahyu secara progresif. Kemajuan dapat
        dilihat, sebagai contoh, Musa telah diberitahu oleh Allah
        bahawa adat lazim balas dendam pada ketika itu (anda
        menumbuk keluar gigi saya dan saya akan memancung kepala
        anda) harus ditukar kepada "mata ganti mata dan gigi
        ganti gigi" - tidak lebih lagi! Inilah progresif. |  | Earlier we accepted the
        concept of progressive revelation. Progress is seen, for
        instance, in Moses being told by God that the then
        prevailing revenge custom (you knock out my tooth and I
        will cut off your neck) had to be changed to: "An
        eye for an eye and a tooth for a tooth" - no more!
        This was progress. | 
    
        | Kemudian dalam satu
        perkembangan process pengwahyuan, Allah menurunkan
        melalui Isa dalam Khutbah di Atas Bukit konsepNya untuk
        seorang umat Kristian: |  | Then in a developing process
        of revelation, God revealed through Christ in the Sermon
        on the Mount, His concept for the Christian believer: | 
    
        | "Berbahagialah orang
        yang membawa kedamaian antara manusia, Allah akan
        menyebut mereka anak-anaknya... Kamu sudah mendengar
        ajaran seperti berikut: 'Mata ganti mata; gigi ganti
        gigi.' Tapi sekarang Aku berkata kepada kamu: Jangan
        balas dendam terhapda orang yang berbuat jahat kepada
        kamu. Sebaliknya jika seseorang menampar pipi kananmu
        untuk menghina kamu, biarkanlah dia menampar pipi kirimu
        juga... Kamu sudah mendengar ajaran seperti berikut (di
        dalam Perjanjian Lama) |  | "Blessed are the peace
        makers for they shall be called the sons of God....You
        have heard that it was said: 'An eye for an eye and a
        tooth for a tooth,' but I say to you, do not resist one
        who is evil, but if anyone strikes you on the right
        cheek, turn to him the other also....You have heard that
        it was said (in the Old Covenant) | 
    
        | 'Kasihilah sahabatmu, dan
        bencilah musuhmu.' Tetapi sekarang Aku berkata kepada
        kamu: Kasihilah musuh kamu dan berdoalah bagi orang yang
        menganiaya kamu..." (Matius 5:9, 38-44) |  | 'You shall love your
        neighbour and hate your enemy.' But I say to you, love
        your enemies and pray for those who persecute
        you...." (Matthew 5:9, 38-44). | 
    
        | Sekali lagi inilah dikatakan
        kemajuan (progresif). Ia mungkin kelihatan tidak
        praktikal--sekiranya seseorang itu mengecualikan
        Pengendalian Allah di dalam dunia ini - tetapi inilah
        caraNya. Adalah amat mendukacitakan untuk mengatakan
        bahawa segelintir, jika ada, orang Kristian pada namanya
        sahaja, yang menghiraukan pengajaran Isa ini. |  | Again this is progress. This
        may not appear very practical--if one excludes God's
        doings in this world - but it is His way. It is sad to
        say that few, if any, nominal Christians give heed to
        this teaching of Christ's. | 
    
        | Kami mendapati bahawa
        standard etika Muhammad merupakan satu pengembalian atau
        pemerosotan kepada zaman sebelum Isa. |  | We find that Mohammed's
        ethical standards constitute a return or regression to
        the time before Christ | 
    
        | Soalan yang kami ingin
        mengemukakan ialah: Bagaimanakah pernyataan "Tidak
        ada paksaan dalam ugama" bersetuju dengan:
        "Bunuhlah orang-orang musyrik itu.",
        "pancunglah lehernya" dan "Dan perangilah
        mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan menjadilah
        ugama itu seluruhnya bagi Allah semata-mata."? |  | The question we should like
        to put is: How does the statement "There is no
        compulsion in religion" agree with: "Kill those
        who join other gods with Allah", "strike off
        their heads" and "fight then against them till
        strife be at an end, and the religion be all of it
        Allah's."? | 
    
        | Orang Kristian hairan
        mengapa mereka tidak diizinkan untuk membina
        gereja-gereja dan menyebarkan kepercayaan iman mereka di
        negara-negara Islam, manakala orang Muslim menikmati
        kebebasan agama di kebanyakan negara-negara bukan Islam,
        kecuali di belakang Tabir Besi. Hanya baru-baru ini,
        satu-satunya gereja di Afghanistan telah dirobohkan. |  | Christians wonder why they
        are not allowed to build churches and freely propagate
        their faith in Islamic countries, whereas Muslims enjoy
        religious freedom in most non-Muslim lands, except behind
        the Iron Curtain. Recently the only church in Afghanistan
        was bulldozed down. | 
    
        | Dakwaan bahawa orang Islam
        bertindak hanya dalam usaha mempertahankan diri adalah
        jelas tidak benar. Apakah yang orang Muslim sedang
        mempertahankan di Sepanyol, Perancis, India, Persia atau
        betul-betul di pintu kota Vienna? Hakikat bahawa orang
        tidak bersedia menjadi Muslim secara sukarela
        ("Tidak ada paksaan dalam ugama") bukannya
        perbuatan menyerang ke atas orang Muslim. Dakwaan yang
        diulangi bahawa harta rampasan perang tidak menjadi motif
        - oleh kerana Perang Jihad harus mempunyai motif
        keagamaan yang tulen - adalah tidak ikhlas, kerana
        sekiranya ia adalah seperti yang didakwa, harta rampasan
        perang tentunya tidak akan dijadikan satu insentif. |  | The claim that Muslims acted
        only in defence is patently untrue. What were the Muslims
        defending in Spain, France, India, Persia or at the very
        gates of Vienna? The fact that people were not prepared
        to become Muslims by choice ("there is no compulsion
        in religion") does not constitute aggression toward
        the Muslims. The repeated claim that booty could not have
        been a motive - because the Holy War must have pure
        religious motives - is insincere, for if it were so,
        booty would surely not have been made an incentive. | 
    
        | Kami percaya bahawa janji
        harta rampasan perang berfungsi untuk mencapai cita-cita
        politik. Dari satu perspektif yang tulen-tulen
        ketenteraan sahaja, kami tidak melihat sebarang kesalahan
        dalam kelakuan Muhammad, sekiranya kami mempertimbangkan
        bahawa kebanyakan pemimpin politik juga bertindak
        sedemikian. Tidak ada keraguan bahawa dia memang seorang
        jeneral yang lebih baik, pentadbir, pemimpin, pembaharu
        sosial dan ahli politik; tetapi kelakuannya dan apa yang
        dipesannya, tidak pada pendapat orang Kristian,
        melayakannya menjadi Nabi Tuhan yang terakhir. |  | We believe that the promise
        of booty served to attain political aims. From a purely
        military point of view we can see no fault in Mohammed's
        actions, if we consider that most other military leaders
        acted similarly. No doubt he was a superior general.
        administrator, leader, social reformer and politician;
        but his actions and what he commissioned, do not in the
        view of Christians, qualify him to be the ultimate
        Prophet of God. | 
    
        | SOALAN: Sekiranya Allah
        ingin meluaskan PemerintahanNya melalui penggunaan
        kekerasan oleh pengikut-pengikutNya, yang kami lihat
        sebagai satu kemungkinan, bukankah ia satu insentif
        spiritual untuk menawarkan harta tawanan perang?
        Kenapakah orang Muslim selalu memberi penekanan kepada
        sifat mempertahankan diri peperangan-peperangan Muhammad,
        padahal mengetahui bahawa kebanyakannya bersifat
        menyerang? Kenapakah kebanyakan penaklukan
        berorientasikan atas keuntungan politik and material,
        lebih daripada berdasarkan kepada penyebaran Allah yang
        Maha Esa? |  | QUESTION: If God wants to
        extend His rule by the use of force of His followers,
        which we see possible, would it be a spiritual inscentive
        to offer booty? Why are Muslims always stressing the
        defensive character of Mohammed's warfare, knowing it was
        mostly offensive? Why were most of the conquests
        orientated on political and material gains, rather than
        on the propagation of the Almighty God? |